Jumat, 06 November 2015

kiat menjadi orang kreatif



ÿKIAT MENJADI ORANG KREATIFb



Untuk



Bisa menjadi kreatif, seperti  dituturkan pada Komputek edisi 234, September 2001, dibutuhkan waktu. Ada beberapa tahapan proses pengembangan yang musti dilalui. Masih menggunakan pemikiran Dr. Julies D. Porsche. Bahwa ada empat tahap dalam proses pengembangan berpikir kreatif, dan kiat mengahadapinya,

diantara tahapan itu ialah :


ð  Persiapan
    D
alam tahap ini mulai dilihat apa masalah ataupun tantangan mental yang ada . untuk ini dapat digunakan pendekatan formal melalui penyelidikan panjag ataupun banyak diskusi.  Dapat  juga dengan kesadaran  mental  umum. Seperti pengetahuan tentang    
       keahlian   tertentu, tentang   suatu   proyek   atau organisasi.  Bagi seorang manager,  latar belakang  dan
       pengalaman menjadi modal yang baik untuk pemecahan masalah kreatif.
ð  Lukubasi
     I
ni merupakan tahap pemikiran sedang tidak aktif, tapi sebenarnya semua kemungkinan  sedang dipindahkan ke alam sadar. Biasanya kita  tidak menyadari apa yang sedang terjadi di dalam pikiran kita, karena kita mungkin sedang, terlibat dalam
       suatu aktifitas. Kesabaran dibutuhkan disini,
ð  Iluminasi
     P
ada tahap ini dalam pikiran muncul gagsan baik yang mungkin menjadi dasar pemecahan masalah, atau suatu pandangan baru yang  dibutuhkan untuk membuka wawasan yang luas. Ada  kalanya gagasan yang  ingin diharapkan muncul
      pada tahap ini.

ð  Verifikasi
               T
ahap ini dalam proses menjadi kreatif adalah Verifikasi. Yaitu tahap penyaringan gagasan dan menentukan apakah gagasan dapat dilakukan.
Pada tahap ini kita melakukan penilaian dan mengambil keputusan.
Text Box: Hambatan dan Cara Mengatasinya                                                                                                                                   

Namun untuk menjadi kreatif, kata porsche, ada beberapa hambatan yang sifatnya
          psikologis dan perseptual. Hambatan psikologis ini muncul karena merasa bijaksana bila
      tetap melakukan hal-hal rutin yang telah biasa. Misalnya, sudah menjadi keharusan, dalam  
          memunculkan gagasan-gagasan baru bila harus menebalkan telinga terutama terhadap
        penolakan lingkungan. Kesiapan tidak hanya dalam ‘bertelinga tebal’ saja, tapi juga status
yang ikut terancam.
“Hambatan bersifat.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar