1. Betapa pun gelapnya hidupmu, kesempatan untuk menjadi
lebih baik dan lebih berbahagia selalu ada di dekatmu – Mario Teguh
2. Anak miskin menjadi kaya karena rajin, anak kaya
menjadi miskin karena malas. Dunia ini bulat dan adil – Mario Teguh
3. Lebih baik mentabahi luka dan memar dari kehidupan
yang berani, dari pada meringkuk ketakutan dalam kenyamanan palsu dari
kehidupan yang tanpa tindakan – Mario Teguh
4. Memilihlah dengan baik dan dalam keberserahan kepada
Tuhan. Janganlah terlalu memilih sampai engkau tidak dipilih – Mario Teguh.
5. “Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat
hanya tafsirannya (Rumah Kaca, h. 46)” ― Pramoedya Ananta Toer
6. “Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia
dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri” ― Pramoedya Ananta
Toer
7. “Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak
terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi
yang tahu benar akan tujuan hidupnya (Rumah Kaca, h. 409)” ― Pramoedya Ananta
Toer
8. “Definisi kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa
tanggung jawab sosial” ― Goenawan Mohamad
9. “sebab mencintai tanah air,
nak, adalah merasa jadi bagian dari sebuah negeri, merasa terpaut dengan sebuah
komunitas, merasa bahwa diri, identitas, nasib, terajut rapat, dengan sesuatu
yang disebut Indonesia, atau Jepang, atau Amerika. Mencintai sebuah tanah air
adalah merasakan, mungkin menyadari, bahwa tak ada negeri lain, tak ada bangsa
lain, selain dari yang satu itu, yang bisa sebegitu rupa menggerakkan hati
untuk hidup, bekerja dan terutama untuk mati.. (Caping 4, h. 80)” ― Goenawan
Mohamad
10. “Hidup adalah mempersembahkan yang terbaik bagi Allah
dan tanah tumpah darah.” ― Helvy Tiana Rosa, Tanah Perempuan
11. “Semua orang ada nostalgia yang mengotor dan
mencantikkan kanvas hidup mereka” ― Faisal Tehrani, Cinta Hari-Hari Rusuhan
12. “Kelak ia sadar, bahwa perasaan takut terhadap maut,
berarti berani terhadap hidup.” ― Remy Sylado, Kembang Jepun
13. “Manusia ingin percaya bahwa mereka hidup dan
bertindak berdasarkan kemauan mereka sendiri, namun pada kenyataannya mereka
hanya dipaksa oleh keadaan.” ― Eiji Yoshikawa
14. “Hidup ini seringkali tidak adil tuan-tuan. Kau sedih,
kecewa dan kau jatuh. Tapi tahukah kau ketidakadilan itu membuat kau lebih
berfikir?” ― Adrie
15. “Hidup adalah bagian terbaik dari mati. Dan kau adalah
bagian terbaik dari mimpi (Selendang Pelangi, h. 38)” ― Isma Sawitri
16. “Memang baik menjadi orang Hebat,Tapi lebih Hebat
menjadi Orang baik” ― Manusia Biasa
17. “Jannaah, dan Jahannam
perbedzaannya antara langit dan bumi, begitu juga cinta dan murka; hidup dan
mati, iblis dan manusia; Insaanul Kamiil dan Illaahi; Dia dan dunia, keni’matan
dan kebas kaku; Nur, dan nokhta; Dzahir dan Bathin; mengenali diri empunya
Diri, dan ilm’ jasaad, Nafas & Usul Azali” ― AainaA-Ridtz
18. “Terkadang hidup akan menjadi lebih mudah jika kita
tidak dihadapkan pada banyak pilihan, benar bukan?” ― Devania Annesya,
Ubur-Ubur Kabur
19. “jika bahagian terbaik dari hidup adalah mati maka
bahagian terbaik dari tidur adalah mimpi.” ― Adrie
20. “Suatu saat, mencintai adalah memutar hari tanpa
seseorang yang kau cintai. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang kamu kasihi,
hidup harus tetap dijalani.” ― Tasaro G.K.
21. “Kadang aku merasa sudah dekat
dengan kegilaan. Kamu tahu apa yang paling menyakitkan saat perasaanmu begitu
terikat kepada seseorang? Bukan karena kamu tidak bisa menyatu dengan dia maka
kamu akan merasa hidupmu begitu nestapa. Sesuatu yang lebih meluluhlantakkan
hatimu adalah ketika seseorang -yang menyandera kemampuanmu untuk memiliki itu-
tak melibatkan lagi namamu dalam hidupnya, tidak mengingat tanggal lahirmu,
tidak mengucapkan apapun ketika datang tahun baru, bahkan tidak mengirimkan
pesan basa-basi pada hari perayaan agamamu. Kamu tidak terlibat sama sekali
dalam hidupnya. Bahkan sekadar untuk diingat.” ― Tasaro G.K. – dalam kata-kata
mutiara
22. “Hidup telah menunjukkan dengan caranya sendiri bahwa
aku senantiasa dipandu. Tak perlu tahu ke mana ini semua berakhir. …” ― Dee,
Madre
23. “Ketakutan selalu menemani hidup. Kau dan aku takkan
pernah bisa lari darinya.” ― Agustinus Wibowo, Titik Nol: Makna Sebuah
Perjalanan
Kematian selalu membuntuti Kehidupan dengan begitu dekat, bukanlah karena
keharusan biologis, melainkan karena rasa iri. Kehidupan ini begitu indah,
sehingga maut pun jatuh cinta padanya. Cinta yang pencemburu dan posesif, yang
menyambar apapun yang bisa diambilnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar